Senin, 16 Maret 2015

Satwa Ragunan: Zebra, Hewan Unik Biasa Tidur Sambil Berdiri

Zebra berpostur tubuh seperti layaknya kuda. Dan memang zebra masih memiliki hubungan kekerabatan dengan kuda. Ya jelas, sebab zebra memang termasuk keluarga kuda. Zebra yang ada di Taman Margasatwa Ragunan berjenis zebra burcheli (Equus burchelli buhmi) yang berhabitat di Afrika Timur. Hewan pemakan rumput ini hidup secara berkelompok di padang savana dan hutan terbuka.

Keunikan hewan ini terletak pada pola warna kulitnya yang belang-belang hitam dan putih. Formasi pola tersebut berguna untuk mengelabuhi para predator. Kulit zebra yang belang-belang itu bisa menyamarkan bentuk tubuh aslinya, sehingga membuat hewan pemangsanya kebingungan. Intinya, belangnya zebra berfungsi sebagai sistem pertahanan diri. Hewan pemangsanya seperti singa, harimau, ceetah, heyna bisa jadi paling pusing jika memperhatikan para zebra, karena mereka tidak bisa melihat bentuk tubuh asli zebra secara jelas. Mungkin hewan-hewan buas itu berpikir bahwa matanya sudah tidak beres. Hahahahaha.... Apalagi, jika zebra itu sedang bergerak atau berlari, pola belangnya akan menjadi tidak keruan di mata para predator. Mungkinkah para predator itu perlu kaca mata?

Ada satu lagi keunikan zebra, selain kulitnya yang belang-belang, yaitu zebra biasa tidur dengan cara tetap berdiri. Unik, bukan?

Inilah foto-foto zebra koleksi Taman Margasatwa Ragunan. Foto-foto diambil pada 18 Mei 2013. Mengabadikan zebra-zebra ini rasanya senang, selain karena melihat keunikan corak warna kulitnya, juga karena pose-nya selalu tampak sedang makan saja. Tak ada menit tanpa makan. Mungkin hobi binatang yang satu ini adalah makan. Rumput yang disediakan setiap hari di kandangnya tak pernah disia-siakan oleh mereka.

satwa-ragunan.blogspot.com

satwa-ragunan.blogspot.com

satwa-ragunan.blogspot.com

satwa-ragunan.blogspot.com

foto-foto: satwa-ragunan.blogspot.com/bp
Baca selengkapnya...

Minggu, 15 Maret 2015

Sekilas Tentang Taman Margasatwa Ragunan


Kebun Binatang atau lebih tepatnya Taman Margasatwa Ragunan terletak di wilayah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

Sejarah Taman Margasatwa Ragunan


Pada tahun 1864, tepatnya 19 September, ketika itu Indonesia masih dalam masa kolonial Belanda, Perhimpunan Penyayang Flora dan Fauna Batavia mendirikan sebuah taman yang dinamakan “Planten en Dierentuin” di daerah Cikini. Taman itu luasnya 10 hektar dan merupakan tanah hibah dari pelukis ternama Indonesia, Raden Saleh.
Setelah Indonesia merdeka, nama Planten en Dierentuin” diubah menjadi  Kebun Binatang Cikini pada tahun 1949. Melihat perkembangan kota Jakarta, daerah Cikini yang termasuk daerah pusat kota, dirasa tidak lagi cocok sebagai lokasi kebun binatang. Akhirnya pada tahun 1964 dibangunlah sebuah tempat di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan sebagai lokasi kebun binatang yang baru dengan luas lahan 30 hektar. Seluruh satwa yang hidup sebagai koleksi Kebun Binatang Cikini, lebih dari 450 ekor satwa akhirnya dipindahkan ke Kebun Binatang Ragunan.
Pak Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI Jakarta saat itu, meresmikan Kebun Binatang Ragunan pada tanggal 22 Juni 1966 dengan nama Taman Margasatwa Ragunan.

Hutan Mini


Tahun 2010, luas area Taman Margasatwa Ragunan mencapai 147 hektar, dan bisa dikatakan berfungsi sebagai hutan mini karena ditumbuhi lebih dari 50.000 pohon dan dihuni oleh lebih dari 2.000 jenis hewan dari 220 spesies.

sumber data: ragunanzoo.jakarta.go.id
Baca selengkapnya...

Satwa Ragunan: Gajah Sumatera

Gajah, bagi kita, mungkin merupakan binatang paling populer di dunia, termasuk bagi orang-orang yang sedang pergi mengunjungi sebuah kebun binatang. Gajah merupakan salah satu binatang yang paling ingin dilihat oleh semua pengunjung kebun binatang. Belum puas rasanya jika ke kebun binatang tanpa melihat gajah. Oleh karena itu,  tak lengkaplah, jika sebuah kebun binatang tidak memiliki koleksi mamalia berbadan besar dan berbelalai panjang ini. Mari kita lihat gajah-gajah koleksi Kebun Binatang atau Taman Margasatwa Ragunan.

Inilah foto-foto gajah tersebut.

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

Dilihat dari salah satu ciri-cirinya, yaitu telinganya tidak terlalu lebar, gajah-gajah Kebun Binatang Ragunan termasuk dalam spesies gajah asia, lebih spesifiknya ternasuk dalam subspesies gajah sumatera, yang hanya berhabitat di pulau Sumatera. Biasanya kita menyebutnya sebagai gajah lampung. Subspesies gajah sumatera bertubuh lebih kecil dari subspesies gajah india.

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

Ciri lain dari spesies gajah asia adalah hanya yang jantan yang memiliki gading. Sedangkan spesies gajah afrika, selain bertelinga jauh lebih lebar, dan tentu saja bertubuh jauh lebih besar, baik yang jantan maupun yang betina sama-sama memiliki gading. Nah, dengan melihat foto-foto ini, Anda sudah bisa menunjuk mana gajah jantan dan mana gajah betina.

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

Nama ilmiah untuk gajah-gajah subspesies gajah sumatera ini adalah Elephas maximus sumatranus.

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

bp/satwa-ragunan.blogspot.com

Itulah foto-foto gajah koleksi satwa Kebun Binatang Ragunan, Jakarta. Foto-foto dibuat pada 18 Mei 2013.

foto-foto: satwa-ragunan.blogspot.com/bp
Baca selengkapnya...